Rabu, 09 Mei 2012


PERJUANGAN DAKWAH PENYULUH  SEPANJANG  HIDUP


Blora,
Penyuluh mempunyai peran yang besar bagi perkembangan dakwah agama di berbagai daerah, maka secara kualitatif pengabdian dan perjuangan penyuluh untuk menebarkan kebaikan bagi umat selalu berlaku sepanjang hidupnya dan tak mengenal putus. “Untuk itu peran yang mulia dari para penyuluh sangat kami apresiasi dan semoga lebih meningkat bagi pencerahan umat di masa depan” ungkap Kasi Penamas Kankemenag Kabupaten Blora, Drs. H. Achmad Mucharom  dalam sambtannya pada Rabu, 9 Mei 2012 di aula Gedung NU Blora.
Sebanyak 232 penyuluh honorer  Non PNS se Kabupaten Blora hadir dalam acara Pembinaan Penyuluh Non PNS untuk dibekali tentang urgensi dan peran penyuluh dalam mencerdaskan umat terutama dalam menebarkan amar makruf nahi mungkar di tengah era globalisasi yang sarat dengan berbagai problematika dewasa ini.
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, KH Mufidz yang memberikan motifasi bagi para penyuluh dalam menjalankan fungsinya dengan tetap memegang teguh pilar agama seperti Taat, sabar, Syukur dan Ridho terhadap takdir Allah. Meskipun sulit namun harus diniati untuk bisa menjadi manusia yang sempurna dimana  kehidupan akhiratnya lebih diutamakan daripada kehidupan duniawinya. Selain itu, keluarga juga harus dibangun sebagai pendukung dalam aktivitas dakwah di masyarakat. Maka Melalui sikap insan kamil yang melekat dalam diri penyuluh tersebut akan menjadi bekal  bagi terwujudnya masyarakat yang senantiasa  menjunjung tinggi ajaran dan nilai nilai Islam serta pembimbing moral dan akhlak yang baik untuk menjadi Negara yang “Baldatun Thoyyiban Wa Rabbun Ghofur”. Para penyuluh mengikuti acara penuh dengan antusias dan memberikan laporan kegiatan penyuluhan di daerah binaannya masing masing sebagai bentuk pengabdiannya di tengah masyarakat. (ima)

»»  Baca Selengkapnya...

AJARKAN BERTOLERANSI  MELALUI PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME


BLORA,
Adanya gerakan radikalisme yang telah  merambah ke dunia pendidikan hendaknya perlu diwaspadai bersama, sehingga budaya kekerasan tidak semakin mewarnai pola pikir anak didik. Untuk itu, diperlukan sikap menegakkan perdamaian antar sesama di lingkungan sekolah yang perlu diajarkan oleh Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui pendidikan Multikultural. Demikian sambutan yang diungkapkan oleh Ketua panitia Seminar  Pendidikan yang diselenggarakan oleh MGMP PAI tingkat SMA/MA/SMK, Drs. Masngud, M.Pd  di aula Kementerian Agama Blora pada Senin,7 Mei 2012.
Acara seminar yang bertema  “Pendidikan Agama Berbasis Multikultural”  tersebut dihadiri oleh Guru PAI tingkat SMA sebanyak 25 orang, SMK 40 orang dan MA 8 orang, pengawas 2, dan undangan lainnya dengan sponsor dari penerbit Erlangga.
Pada acara pembukaan, Kepala Kankemenag Blora Drs. H. Tri Hidayat melalui Kasubag TU, Drs. H Dwiyanto, M.Ag menyatakan dewasa ini pendidikan di Blora sudah seharusnya menjunjung tinggi perbedaan dengan kebersamaan dan selalu menjaga kekompakan, sehingga mampu meminimalisir konflik yang terjadi terutama yang bermuatan agama.Guru PAI mempunyai peran yang besar dalam memberi bekal siswa untuk bersikap toleran di tengah arus globalisasi, serta bisa meminimalisasi efek negatif kepentingan berbagai pihak yang memperburuk citra Islam. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pula tentang kearifan, pemahaman keragaman, dan persaudaraan untuk mewujudkan masyarakat harmonis dalam berbangsa dan bernegara dan pendidikan merupakan strategi jitu untuk menanamkan nilai nilai tersebut sejak dini. “selain itu, adanya karnaval budaya akhir akhir ini perlu dicermati seksama, supaya siswa tidak tertanam bdaya yang  menyimpang jauh  dari ajaran Islam” ujarnya serius. Pihak Kemenag Blora cukup apresiatif dengan adanya acara seminar tersebut untuk memberikan wawasan pendidikan multikulturalisme bagi guru PAI di Blora.  
Sementara itu, Pembina pendamping MGMP PAI SMA/SMK Kabupaten Blora, Drs. Ali Rozaq, M.PdI mendukung upaya MGMP PAI untuk terus meningkatkan berbagai model pembelajaran dan peningkatan pemahaman yang luas sehingga ajaran Islam bisa dipahami secara baik dan benar bagi generasi yang akan datang.
Seminar yang menghadirkan narasumber  dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Abdul Munip, M.Ag itu mengupas tuntas tentang urgensi pendidikan multicultural karena realitas di daerah terjadi beragam agama, ekonomi, jenis kelamin, sosial, budaya sehingga perlu ditanamkan pada siswa untuk belajar hidup dalam perbedaan, membangun aspek saling percaya, pengertian, saling menghargai, terbuka dalam berfikir, dan rekonsiliasi konflik. Maka semangat multikulturalisme seharusnya mewarnai semua aktifitas pembelajaran agama Islam melalui kurikulum, metode pembelajaran, dan aktifitas di luar kelas melalui penanaman nilai kebersamaan, tenggang rasa, kasih saying, tolong menolong dan rela berkorban. Namun demikian, adanya pendidikan tersebut jangan sampai terjebak pada kehilangan ajaran  agama dan budaya sendiri, sinkritisme agama, penerimaan budaya tertentu yang tidak sesuai dengan agama dan budayanya sendiri  serta perlu pemahaman Agama secara sempurna sehingga makana jihad dan toleransi bisa dipahami secara luas. (Ima)

»»  Baca Selengkapnya...

UNGGUL DALAM AKSI , RAIH JUARA PERTAMA PENTAS SENI PROPINSI

  Blora,
Pesantren tidak hanya kaya akan khasanah keilmuan agama dan santri yang berwawasan Qurani, tetapi juga mampu unggul dalam khasanah budaya dan seni. Begitulah yang ditunjukkan oleh para santriwan dan santriwati Blora yang mampu meraih gelar juara pertama dalam pentas seni  tingkat Provinsi beberapa waktu lalu.
Aksi  Pentas seni para santriwan santriwati Kabupaten Blora yang mewarnai acara Kemah Santri Se- Provinsi Jateng pada 30 April sampai 3 Mei 2012 di bumi perkemahan Pakis Adi Jepara lalu nampaknya membawa hasil  yang membanggakan dengan membawa nama baik pesantren dan Kankemenag Blora. Atraksi 11 santri Putra dari Ponpes Al Muhammad Cepu, Blora dan 10 putri santriwati dari Ponpes Al Hikmah Blora  tersebut mengisahkan tentang kesenian Barong yang sampai saat ini menjadi Seni khas daerah Blora.
Para santriwan beratraksi membawakan seni barong yang mengisahkan tentang cerita mulai dari jaman jahiliyah dahulu kala, dimana Blora masih diwarnai kebodohan, kemaksiatan baik minuman keras, judi,pencurian, “madon” dan keburukan lainnya yang dipelopori  oleh raja Singo Barong. Kemudian datanglah santri Janaloka  yang membawa ajaran agama Islam dan akhlak mulia untuk memberantas kemaksiatan tersebut, sehingga terjadi peperangan antara santri dan angkara murka, Singobarong yang menjadi musuh  Islam . Dan peperangan pun  dimenangkan oleh santri Islam, sehingga kemenangan tersebut  dirayakan dengan iringan rebana dan sholawat sebagai tanda bahwa sudah terjadi era pencerahan bagi warga Blora melalui masuknya nilai nilai ajaran agama Islam.

Kasi  Pekapontren, Fathul Himam, S.Ag, M.PdI menyatakan melalui acara kemah pelajar tersebut para peserta diharapkan bisa terus meningkatkan skill kemampuan santri untuk kemanfaatan bagi  diri sendiri, lingkungan dan masyarakat. Selain itu juga terus diupayakan prestasi santri yang lebih baik lagii di masa depan karena pramuka sebagai tempat untuk melatih kepemimpinan, kekompakan mengatasi masalah, mengungkapkan pendapat serta berapresiasi dan belajar mandiri.

Sementara itu, Kepala kankemenag Blora, Drs. H. Tri Hidayat juga  menyatakan bahwa dalam acara kemah pelajar tersebut  para santri ternyata bisa membawa nama baik Kemenag Blora dan menjaga kekompakan bersama sehingga bisa menjadi ajang berkreatifitas dan menjalin kebersamaan antar santri.
Dalam kesempatan terpisah juga dilaksanakan monitoring Pelaksanaan Ujian Nasional bagi sekolah MI pada 7-9 Mei di beberapa sekolah oleh Kasi Mapenda, Drs. H. Parmono, M.PdI dan jajarannya dan Kepala kankemenag Blora. Pelaksanaan ujian Nasional berjalan lancar dan tertib dan ujian susulan akan dilaksanakan pada  14 sampai 16 Mei 2012 bagi siswa yang berhalangan mengikuti ujian. (ima)

»»  Baca Selengkapnya...