AJARKAN BERTOLERANSI MELALUI PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME
BLORA,
Adanya gerakan radikalisme yang
telah merambah ke dunia pendidikan
hendaknya perlu diwaspadai bersama, sehingga budaya kekerasan tidak semakin
mewarnai pola pikir anak didik. Untuk itu, diperlukan sikap menegakkan
perdamaian antar sesama di lingkungan sekolah yang perlu diajarkan oleh Guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui pendidikan Multikultural. Demikian
sambutan yang diungkapkan oleh Ketua panitia Seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh MGMP PAI
tingkat SMA/MA/SMK, Drs. Masngud, M.Pd di aula Kementerian Agama Blora pada Senin,7
Mei 2012.
Acara seminar yang bertema “Pendidikan Agama Berbasis Multikultural” tersebut dihadiri oleh Guru PAI tingkat SMA
sebanyak 25 orang, SMK 40 orang dan MA 8 orang, pengawas 2, dan undangan
lainnya dengan sponsor dari penerbit Erlangga.
Pada acara pembukaan, Kepala
Kankemenag Blora Drs. H. Tri Hidayat melalui Kasubag TU, Drs. H Dwiyanto, M.Ag
menyatakan dewasa ini pendidikan di Blora sudah seharusnya menjunjung tinggi
perbedaan dengan kebersamaan dan selalu menjaga kekompakan, sehingga mampu
meminimalisir konflik yang terjadi terutama yang bermuatan agama.Guru PAI
mempunyai peran yang besar dalam memberi bekal siswa untuk bersikap toleran di
tengah arus globalisasi, serta bisa meminimalisasi efek negatif kepentingan
berbagai pihak yang memperburuk citra Islam. Oleh karena itu, perlu ditanamkan
pula tentang kearifan, pemahaman keragaman, dan persaudaraan untuk mewujudkan
masyarakat harmonis dalam berbangsa dan bernegara dan pendidikan merupakan
strategi jitu untuk menanamkan nilai nilai tersebut sejak dini. “selain itu,
adanya karnaval budaya akhir akhir ini perlu dicermati seksama, supaya siswa
tidak tertanam bdaya yang menyimpang
jauh dari ajaran Islam” ujarnya serius. Pihak
Kemenag Blora cukup apresiatif dengan adanya acara seminar tersebut untuk
memberikan wawasan pendidikan multikulturalisme bagi guru PAI di Blora.
Sementara itu, Pembina pendamping
MGMP PAI SMA/SMK Kabupaten Blora, Drs. Ali Rozaq, M.PdI mendukung upaya MGMP
PAI untuk terus meningkatkan berbagai model pembelajaran dan peningkatan
pemahaman yang luas sehingga ajaran Islam bisa dipahami secara baik dan benar
bagi generasi yang akan datang.
Seminar yang menghadirkan
narasumber dosen Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, Dr. Abdul Munip, M.Ag itu mengupas tuntas tentang urgensi
pendidikan multicultural karena realitas di daerah terjadi beragam agama,
ekonomi, jenis kelamin, sosial, budaya sehingga perlu ditanamkan pada siswa
untuk belajar hidup dalam perbedaan, membangun aspek saling percaya,
pengertian, saling menghargai, terbuka dalam berfikir, dan rekonsiliasi
konflik. Maka semangat multikulturalisme seharusnya mewarnai semua aktifitas
pembelajaran agama Islam melalui kurikulum, metode pembelajaran, dan aktifitas
di luar kelas melalui penanaman nilai kebersamaan, tenggang rasa, kasih saying,
tolong menolong dan rela berkorban. Namun demikian, adanya pendidikan tersebut
jangan sampai terjebak pada kehilangan ajaran agama dan budaya sendiri, sinkritisme agama,
penerimaan budaya tertentu yang tidak sesuai dengan agama dan budayanya
sendiri serta perlu pemahaman Agama
secara sempurna sehingga makana jihad dan toleransi bisa dipahami secara luas.
(Ima)